Author : UnknownTidak ada komentar
Pantai Mawun di Kabupaten Lombok Tengah letaknya tidak jauh dari bandara internasional Lombok, keindahannya sangat mempesona namun belum banyak diketahui oleh para wisatawan, sehingga kalau anda datang ke pantai ini tidak akan banyak menemui wisatawan disana. Kalau-pun ada wisatawan, paling jumlahnya hanya dalam hitungan jari saja. Padahal letak pantai Mawun dari bandara Lombok yang baru di Praya hanya membutuhkan waktu perjalanan sekitar 45 menit saja. Letak pantai Mawun, apabila datang dari arah bandara, nanti ada pertigaan yang tidak ada rambu-rambu penunjuk arah mau kemana, ambil arah ke kiri kalau mau ke pantai Kute dan pantai Tanjung Aan dan ambil arah kanan kalau mau ke pantai Mawun ambil. Dari pertigaan tersebut mengarah ke pantai Kute hanya selemparan batu saja dan jalannya lebar tetapi kalau menuju pantai Mawun harus naik turun serta menapaki jalan sempit berliku perbukitan tandus namun pemandangan yang disuguhkan sangat mempesona. Di sebelah kiri membentang laut biru dengan riak gelombang yang terlihat jelas dan di sebelah kanan terlihat perbukitan berbatu dengan warna kecoklatan tanpa tanaman selain semak belukar. Paralel dengan kondisi tanahnya yang tidak subur, kehidupan masyarakatnya-pun masih sangat sederhana. Rumah-rumah sempit yang terbuat dari bambu dengan atap dari ilalang banyak ditemukan di sepanjang perjalanan dari pertigaan sampai ke pantai Mawun. Hanya saja, saat ini ada pemandangan lain yaitu banyaknya tumpukan karung goni berisi tanah bebatuan di pinggir-pinggir jalan desa Mawun. Ternyata karung-karung goni yang berisi tanah bebatuan tersebut yang diambil dari perbukitan sekitarnya diperkirakan berisi kandungan emas. Penduduk desa Mawun kini sedang 'demam' pendulangan emas. Perlu ada aturan tegas untuk menjaga jangan sampai jadi masalah sosial dan juga menimbulkan kerusakan lingkungan setempat.
Selepas mendaki dan menuruni jalan perbukitan, kami tiba di jalan masuk ke pantai Mawun. Jalannya lebih sempit lagi dan aspalnya sudah terkelupas disana sini. Tidak ada billboard besar sebagai informasi bahwa disini letak dari pantai Mawun sebagaimana biasanya di lokasi pintu gerbang di sebuah tempat rekreasi, hanya ada tanda panah seukuran tangan orang dewasa yang terbuat dari kayu sembarangan dengan tulisan tangan 'Mawun Beach'. Namun begitu ketika kita masuk dan berada di pantainya, siapapun pasti akan langsung berdecak kagum akan pesona keindahannya. Kita disuguhi pemandangan yang indah, alami dan suasana sunyi yang menyiratkan kedamaian. Pantainya sendiri berada di daerah semi tertutup karena ini adalah teluk kecil dengan bentuk menyerupai tapal kuda sehingga lautnya tenang tidak bergelombang. Pasir putih berbentuk merica membentang lebar sepanjang separuh teluk kecil ini, air lautnya biru dengan kejernihan luar biasa karena disini hampir tak ada limbah yang masuk mengalir ke laut ini. Kami tak tahan berlama-lama untuk hanya memandangi keindahan alam pantai Mawun ini, kami segera pergi berenang di air nan jernih ini.
Saat kami berkunjung ke pantai Mawun ini, hanya ada beberapa turis asing yang sedang mandi, berenang, atau hanya sekedar berjemur di pasir pantai ini. Mereka dapat menikmati alam pantai ini sepuasnya tanpa harus risih oleh ulah pedagang asongan atau yang menawarkan jasa-jasa lainnya. Karena disini hanya ada 2 warung minuman ringan dan snack, 3 orang penjual kain khas Lombok, dan 1 orang penjual kelapa muda. Kami tidak melihat ada turis domestik lain yang berkunjung ke pantai ini.
Kenapa kunjungan wisatawan ke pantai yang indah ini hanya dapat dihitung dengan jari saja setiap harinya, tidak sebanding dengan keindahannya? Dahulu mungkin yang menjadi masalah untuk datang ke pantai Mawun ini adalah akses dan faktor keamanan di perjalanannya, namun untuk saat ini, hal tersebut sudah tidak menjadi masalah lagi. Jadi yang kurang adalah promosi dan informasi tentang pantai ini, dan tentu saja tentang keberadaan dari berbagai fasilitas wisata yang dibutuhkan para wisatawan. Kini fasilitas yang sudah tersedia selain dua warung sederhana, tiga bale-bale, dan kamar mandi sederhana. Tempat bilas apalagi kamar penginapan belum tersedia. Juga tidak ada rambu-rambu informasi tentang kedalaman pantai beserta petugas jaga pantainya. Agak miris untuk sembarangan mandi di pantai ini walaupun sampai saat ini belum pernah ada kejadian kecelakaan sewaktu berenang di pantai Mawun ini. Apakah fasilitas-fasilitas wisata tersebut baru akan dibangun setelah banyak wisatawan yang datang seperti kebiasaan dalam pembangunan kita? Atau kita siapkan fasilitas wisatanya baru kita promosikan untuk mengundang banyak wisatawan datang ke pantai Mawun ini? Saya pikir dengan logika umum, yang poin kedua yang mestinya jadi pilihan.
Jalan Menuju Pantai Mawun
Penduduk Desa Mawun Sedang Proses Mendulang Bijih Emas
Pantai Mawun yang Semi Tertutup
Pasir Putihnya Membentang di Lingkaran Dalam Pantai
Di Sebelah Kanan Juga Membentang Pasir Putih dan Bukit Tandus
Turis Hanya Ada Beberapa Orang Saja
Masih Sangat Alami
Perlu Penambahan Fasilitas Wisata dan Promosi
bale-bale dan warung sederhana
Posted On : Minggu, 03 November 2013Time : 02.50