Jalan-Jalan di Bonifacio-Metro Manila, Filipina

Author : UnknownTidak ada komentar


Ketika pesawat Philippine Airlines akan mendarat di bandara internasional Ninoy Aquino di Manila, screen video menanyangkan beberapa daerah wisata di Filipina yang direkomendasi untuk dikunjungi kemudian ditayangkan bagaimana tatacara transfer ke penerbangan lain dan dimana tempatnya, bagaimana pengurusan dokumen imigrasi dan dimana tempatnya, di kompeyor berapa tempat pengambilan bagasi penumpang pesawat ini, dan bagaimana transportasi ke kota. Tayangan penjelasan tersebut dilakukan secara lengkap, informatif, dan simpel. Pengurusan keimigrasian dibagi ke dalam 4 jalur, yaitu: (1) diplomat dan peserta konferensi atau meeting-meeting internasional (sebagaimana diketahui, Filipina banyak terdapat NGO atau LSM internasional, sehingga banyak kegiatan MICEdilakukan di Filipina); (2)  untuk tenaga kerja Filipina di luar negeri; (3) warga negara Filipina, dan (4) untuk warga asing/umum. Karena kita sudah diberitahu sebelumnya maka pengurusan dokumen keimigrasian dan bagasi sangat gampang dilakukan.

Begitu keluar dari dalam bandara, tidak ada calo taxi gelap atau pedagang asongan yang menyerbu penumpang yang baru datang. Karena informasi tentang transportasi sudah ditayangkan dan dijelaskan kepada kita. Jadi kita tidak akan terperangkap oleh mereka yang akan berbuat jahat. Disini, terasa sekali sangat memanjakan para turis atau pengunjung asing baik turis maupun untuk urusan bisnis untuk datang ke Filipina. Cara-cara pemberian informasi seperti yang dilakukan maskapai ini kepada para penumpang khususnya untuk pesawat rute internasional perlu ditiru oleh penerbangan nasional kita dan juga oleh otoritas bandara di Indonesia.

Tiba di Manila masih sore maka langsung saja jalan-jalan disekitaran hotel Best Western Premier F1 tempat dimana kami menginap yang berada di kawasan Bonificioc Global City, Taguig di Metro Manila. Dan cerita jalan-jalan disini tidak akan menceritakan ‘Manila undercover’ tetapi hanya jalan-jalan biasa di sore hari. Saya menulis topik ini karena saya tertarik akan kenyamanannya yang berbeda dengan image yang ada di benak saya tentang Manila sebelumnya.

Bonifacio Global City adalah kawasan baru yang merupakan kota satelit untuk Manila City. Kalau boleh diibaratkan untuk kota Jakarta, Bonifacio ini seperti BSD dan Depok, yang membedakannya adalah perencanaan tata ruang dan tata kotanya dibuat benar-benar untuk kenyamanan masyarakatnya. Penataan jalan dibuat menyerupai blok-blok berbentuk segi empat seperti umumnya di jalan di kota-kota besar dunia, pedestrian yang lebar dan nyaman, pembagian kawasan komersial dan pemukiman,  dan taman yang luas dan tertata rapih. Tidak ada lapak pedagang yang sembarang mangkal, tidak ada pengamen, pengemis, dan pemulung. Serba rapih dan bersih. Sangat berbeda dengan suasana BSD sekalipun. Dan tentu kawasan Bonifacio dengan gedung-gedung pencakar langitnya jauh lebih luas dari kawasan BSD.

Jalan yang lebar dengan tidak seramai jalanan di Jakarta, jarang sekali ditemui sepeda motor, kendaraan berlalu lalang dan berhenti dengan tertib sesuai dengan aturan yang berlaku, para penyeberang jalan patuh terhadap tanda yang ada begitu juga dengan pengendara mobilnya. Dari penglihatan saya, jalanannya nyaman dengan tidak ada hiruk pikuk, saling terburu-buru atau saling serobot, sehingga orang lebih nyaman berjalan kaki untuk mencapai tujuannya atau naik kendaraan umum. Padahal udaranya panas seperti Jakarta juga.

Beranjak sedikit dari hotel Best Western, yang berada persis di seberangnya, ada pertokoan dan restoran yang membentang sepanjang satu kilometer dengan nama Bonifacio High Street. Dengan arsitektur lebih ke open air dimana sederet pertokoan dan restorannya saling menghadat taman yang lebar dengan bunga dan air mancur yang cantik sekali. Dan para pengunjung itu berjalan menyusuri selasar pertokoan atau cafe sampai mendapatkan tempat yang mereka tuju. Tentu tertata dan bersih serta saya tidak melihat ada orang yang hanya nongkrong tidak punya tujuan. Yang kalau di Jakarta banyak ditemui anak remaja yang melakukannya. Dengan toko-toko yang menjual produk fasyien bermerk dan cafe waralaba internasional, tentu banyak menggoda iman untuk merogoh kantong untuk membelinya. Sungguh kawasan ini sangat nyaman bagi yang mengunjunginya. Tidak heran kalau banyak expatriat tinggal dan beraktifitas di kawasan ini.

Bonifacio terletak antara Bandara internasional Ninoy Aquino dengan Makati di pusat kota Manila. Jadi jarak tempuh dari bandara ke Bonifacio hanya 15 menit saja. Begitu juga dari Bonifacio ke Makati, hanya 15 menit saja. Orang Manila bilang ‘macet’ tapi kalau di Jakarta itu hanya beberapa kendaraan yang antri ke belakang menunggu lampu merah. Sebenarnya bukan macet kalau begitu.

Saya berpikir, ‘kok di sepetak kawasan Manila di Bonifacio ini berbeda banget keadaanya dengan bagian lainnya di Manila apalagi di Jakarta?’. Saya merasakan berada di kawasan Bonifacio ini sama dengan berada di Sidney Australia. Mungkin saja karena budaya masyarakat Filipina lebih condong mencontoh ke Eropa atau Amerika karena dulunya para bangsa Eropa itu keras mengajari kedisiplinan, berbeda dengan Jakarta yang lebih condong dan mirip keadaan di New Delhi-India. Karena kebudayaan dan perilaku masyarakatnya lebih mirip dengan budaya New Delhi khususnya, India umumnya.

Bisakah Jakarta atau kota satelitnya membangun seperti Bonifacio ini?
Bonifacio di Taguig Filipina dalam giat pembangunan
 
Hotel Best Western-Bonifacio-Taguig
Jalanan tertib dan tidak riuh
Tata kota nya bagus
Disiplin dan budaya antrinya kuat
Kawasan Bonifacio High Street yang nyaman
Cafe nya menggoda selera
Tamannya apik
Beragam seafood juga tersedia
Minuman beralkohol dijual bebas
Cafe banyak dimana mana

 
 

Posted On : Selasa, 26 Februari 2013Time : 01.45
SHARE TO :
| | Template Created By : Binkbenks | CopyRigt By : Gracia Widyakarsa | |