Author : UnknownTidak ada komentar
Kuliner Vietnam memiliki sejarah panjang terkait dengan negara penjajahnya yaitu Perancis dari tahun 1883 sampai dengan 1954. Perancis banyak menyusup kepada kebiasan cara makan dan jenis panganan bagi masyarakat Vietnam. Bertebaran di seantero kota tempat ngopi dan makan camilan yang hanya duduk di kursi kecil, menikmati makanan kecil bersama kawan-kawannya 3 – 4 orang lebih dan itu bisa menghabiskan waktu 2 jam lebih. Restoran-restoran-pun di Hanoi banyak yang tidak menyediakan nasi, kalaupun makan berat. Karena pada waktu makan yang bisa 2 jam itu, mereka tidak hanya pesan satu macam makanan tetapi mengikuti kaidah makanan pembuka dahulu, makanan utama baru kemudian makanan penutup.
Kamis sore di musim winter dengan suhu dingin 15 derajat C, kami mengunjung restoran terkenal yang menyediakan menu lele bakar yaitu Restoran lele bakar Thang Long atau Nha Hang Cha Ca Thang Long yang berada di jalan Duong Thanh no 31, Kota Hanoi. Restoran yang menempati sebuah ruko dengan kapasitas 50 orang, pada waktu kami datang sudah penuh oleh pengunjungnya. Kami harus menunggu beberapa saat. Ini memperlihatkan bahwa menu lele bakar di restoran ini adalah makanan favorit.
Lele bakar ini diserve dalam kuali kecil dengan kompornya yang menyala di atas meja di depan kita. Pertama yang dimasukkan adalah bumbu tumis kemudian pilet ikan patin (ikan patin = cat fish = jenis ikan lele-lelean), diaduk sampe panas kemudian ditambahkan seabreg sayuran daun adas (adas adalah nama sejenis sayuran di Jawa, di supermarket besar, namanya daun dill, harganya Rp 2500/ikat) diaduk pake sumpit sampe matang. Jadi ternyata bukan cat fish grill atau lele bakar tetapi sesungguhnya ini lele tumis. Setelah makanan itu panas, kami dengan mangkuk kecil yang sudah ada mie berasnya, menaruh ‘lele bakar’ itu ke dalam mangkuk dan kemudian ditambahkan sedikit daun bawang, seledri, irisan cabai merah, saus, dan kacang sesuai selera. Ohh betul ‘lele bakar’ ini sungguh lezat hanya saja bagi ukuran rasa di lidah orang Indonesia terasa kurang asin. Itu tak masalah tinggal tambahkan sedikit saus asin lagi. Orang Vietnam banyak makan sayuran. Kalau makan, sayurannya pasti habis. Dan lagi masakan Vietnam selalu berprinsip kepada keseimbangan 'yin dan yang', artinya harus seimbang antara karbohidrat, protein, dan berbagai vitamin mineral yang didapatkan dari sayura. Masakannya juga tidak pake garam tetapi pake minyak ikan untuk mendapatkan rasa asinnya. Sehingga saya bisa mengatakan bahwa makanan Vietnam itu adalah makanan sehat.
Harganya dihitung per orang yaitu 6 US$ atau 12 ribu Dong (VND). Boleh juga nich buat inspirasi usaha di Jakarta. Dan di Jakarta belum ada menu lele bakar seperti ini.
Restoran lele bakar THANG LONG
|
Posted On : Kamis, 29 November 2012Time : 17.35