Thaparocleidus sadilii n. sp, Adalah Parasit Jenis Baru Yang Ditemukan Pada Insang Ikan Pangasius djambal

Author : UnknownTidak ada komentar



Kurun waktu tahun 1995 sampai 2000, ada kerjasama antara Orstom Perancis dengan Badan Litbang Pertanian cq Balai Penelitian Perikanan Air Tawar Sukamandi Jawa Barat tentang Catfish Asia.  Negara lain yang juga bekerjasama dengan Orstom yang kemudian berubah nama menjadi IDR- Perancis selain Indonesia adalah Vietnam dan Thailand. Cat fish adalah beragam jenis lele termasuk di dalamnya adalah ikan patin atau jambal atau pangasius, selain lele lokal. Dalam perjalanannya, spesies yang lebih banyak dikerjakan terbatas kepada jenis ikan patin/jambal/pangasius.
Secara spesifik spesies pangasius yang diteliti mendalam di Indonesia adalah jenis Pangasius djambal, di Vietnam adalah Pangasius bocourti, di Vietnam dan di Indonesia untuk jenis Pangasius hypopthalmus, dan di Thailand adalah Pangasius gigas. Dalam perkembangannya, penelitian di Indonesia relatif lebih banyak dilakukan kepada Pangasius hypopthalmus yang merupakan ikan introduksi dari Thailand dibandingkan kepada Pangasius djambal yang merupakan ikan endemik Indonesia tetapi sudah sangat susah ditemukan (rare spesies).
Pada tahun 1995 s/d 1998 kami survey mengeksplor potensi Pangasius jambal di sungai sungai pulau Sumatera, Jawa, dan Kalimantan. Beberapa sample didapatkan tetapi dalam jumlah yang sedikit sehingga sulit untuk dijadikan indukan atau untuk keperluan penelitian lainnya. Itu dapat dimengerti karena Pangasius  djambal sudah termasuk katagori langka (rare).
Survey pada tahun 1997, kami mendapatkan relatif banyak ikan Pangasius djambal di sebuah bendungan yang terletak dalam aliran sungai Bengawan Solo yang tepatnya di daerah Cepu. Masyarakat sekitar sungai Bengawan Solo di Cepu menyebutnya dengan nama ikan jendil dan ada yang menyebutnya ikan jambal. Ikan ini adalah ikan endemik Bengawan Solo namun populasinya sudah nyaris punah.
Penelitian penelitian yang dilakukan untuk pangasius di Indonesia meliputi aspek genetika, pembenihan, rearing/pembesaran, pakan, dan penyakitnya. Dan dari hasil penelitian penelitian inilah menjadi cikal bakal pesatnya usaha budidaya ikan patin di Jawa, Sumatera, dan Kalimantan seperti apa yang dapat kita disaksikan sekarang ini.
Berkaitan dengan penelitian penyakit pada ikan Pangasius djambal oleh Pariselle A, Lim L.H.S dan Lambert A, yang dilakukan di laboratorium Universitas Montpellier Perancis, ditemukan adanya parasit jenis baru (yang sebelumnya belum teridentifikasi) pada insan ikan pangasius djambal yang diambil dari Bendungan Karet di Kab. Cepu di aliran sungai Bengawan Solo. Dengan alasan karena yang mengeksplor keberadaan ikan pangasius djambal di peloksok Jawa adalah saya dan kawan kawan, maka parasit tersebut diberi nama Thaparocleidus sadilii. Sadilii tentunya diambil dari nama belakang saya.
Penamaan terhadap salah satu biota dengan nama saya adalah penghargaan yang sangat luar biasa bagi saya.  Terima kasih Prof Mark Legendre, Prof Laurent Pouyoud, Jack Slembrough, Pariselle, dan Lambert  dari Montpellier Perancis,  dan teman teman DR Anang Hari Kristanto, Oman Komaruddin, dan Jojo Subagja.
Pustaka:
Pariselle A, Lim L.H.S, and Lambert A. 2002. Monogeneans From Pangasiidae (Siluriformes) in SouthEast Asia: Five New Spesies of Thaparocleidus Jain, 1952 (Ancylodiscoididae) From Pangasius Bocourti, P. Djambal and P. Hypopthalmus. Parasite Journal 2002. 9. 207-217
 
Sungai Bengawan Solo dengan segala aktifitasnya
Bendungan Dam Karet di Aliran Sungai Bengawan Solo di Cepu




Pengambilan sample ikan jendil di Dam Karet Bengawan Solo di Cepu
ikan jendil yang tertangkap jaring untuk dijadikan sample



Pangasius djambal dari Bengawan Solo




Analisis sample ikan di lapangan
analisis sample di lapangan

Gambar Parasit Thaparocleidus sadilii n. sp












Posted On : Selasa, 15 September 2015Time : 01.31
SHARE TO :
| | Template Created By : Binkbenks | CopyRigt By : Gracia Widyakarsa | |