Panjat Pinang, Sebuah Politik Kemasyarakatan

Author : UnknownTidak ada komentar

Setiap kali memperingati Hari Ulang Tahun (HUT) Kemerdekaan Republik Indonesia tg 17 Agustus, di banyak tempat selalu disertai kemeriahan dan hiburan, salah satunya adalah lomba panjat pinang. Batang pohon pinang sepanjang 12 meter yang telah dikuliti supaya permukaannya bertekstur halus kemudian dilumuri dengan oli bekas agar menjadi licin. Batang pohon pinang ditanam di tanah dengan posisi tegak berdiri. Di ujung atas batang pinang telah digantungkan berbagai barang sebagai hadiah yang akan diperebutkan. Nilai barang tersebut disesuaikan dengan kemampuan warga yang merayakan HUT Kemerdekaan RI ini. Ada yang sederhana dengan total nilai Rp 500 ribu-an saja namun tidak sedikit yang royal dengan nilai jutaan rupiah.

Yang menarik dari perlombaan panjat pinang ini adalah ketentuan-ketentuan yang harus dipatuhi oleh peserta lomba karena hal tersebut merupakan hasil kesepakatan mereka sendiri. Aturan utama lomba panjat pinang adalah; (1) tiap grup terdiri dari 5 orang dengan perhitungan apabila 5 peserta itu berdiri bersusun ke atas tidakakan melebihi 2/3 tinggi batang pinang, (2) peserta lomba diundi untuk dapat nomor urut karena peluang nomor urut terahir lebih besar untuk memenangkan perlombaan ini. Dimana oli yang menempel di batang pohon pinang sudah berkurang banyak karena tersapu oleh para grup peserta sebelumnya, dan (3) yang lebih penting lagi bagi grup peserta yang memenangkan lomba ini  berkewajiban untuk sharing hadiah bagi grup peserta lainnya karena peserta lain ini juga berperan dalam menghilangkan hambatan (oli di prrmukaan batang pinang). Umumnya grup pemenang lomba hanya mengambil 75% dari nilai total hadiah yang didapat.

Untuk pelaksanaan perlombaannya sendiri, masing-masing grup mengatur ke lima orang anggotanya, siapa yang paling bawah dan siapa yang paling atas yang bertugas untuk memanjat 1/3 ketinggian batang pinang sampai ke tempat dimana hadiah menggantung. Semua peserta ini punya andil yang sama. Yang paling bawah tentu harus yang kuat karena akan dapat tekanan berat dari peserta lain dari satu grupnya yang berada di posisi di atasnya. Pembagian nilai hadiah diantara  anggota grupnya umumnya dibagi sama rata.

Permainan lomba panjat pinang ini sungguh menginspirasi, dimana dari aturan yang ada, terlihat dari cara pengambilan keputusan yang mengikat dilakukan dengan sangat demokratis. Sampai pelaksanaan lomba serta pembagian hadiahnya-pun tetap memperhitungkan para grup peserta lain. Tidak heran dalam kegiatan lomba panjat pinang yang penuh persaingan ini tidak pernah terjadi suatu keributan sebagai akibat dari aturan pelaksanaan yang tidak jelas atau karena ada pihak yang merasa dicurangi. Semuanya berjalan dengan tertib.  Bukankah ini suatu pelajaran yang sangat bagus dalam bentuk lain bagi kehidupan bermasyarakat terutama dalam hal berpolitik? Bukankah politik itu salah satunya adalah bagaimana membangun dan membagi kekuasaan? Kehidupan berpolitik tetap berjalan penuh dinamika namun berada dalam kesantunan dengan mengikuti aturan-aturan yang berlaku. Siapa-pun yang berkuasa, dia juga harus memperhatikan yang lainnya sekali-pun merupakan lawan politiknya. Tidak hanya mementingkan kelompoknya saja. 
Ternyata lomba panjat pinang punya makna yang lebih dalam dari yang dikira saya semula.
Aturannya jelas karena hasil mufakat dan ditaati betul
Tanpa kerjasama tim tidak mungkin akan berhasil
Distribusi tugas dan kewenangan harus baik 
Grup pemenang tetap harus ingat grup peserta yang kalah



Posted On : Minggu, 25 Agustus 2013Time : 22.32
SHARE TO :
| | Template Created By : Binkbenks | CopyRigt By : Gracia Widyakarsa | |